Tuesday, 14 April 2015

Knowledge, Intelligence, Afection, Freedom



1. Knowledge (Pengetahuan)

1.1 Pengetahuan tidak bisa dipandang seperti memandang suatu objek yang terdapat di sana, di depan subjek, yang dapat dijangkau oleh pandanga  dan oleh tangan manusia. Permasalahan kritis di sini adalah kompleksitas pengetahuan manusia yang sulit dijangkau secara lengkap, utuh, dan paripurna oleh budi manusia yang terbatas.

1.2 Pengetahuan itu dikatakan indrawi lahir atau indari luar kalau orang mencapaiya secara langsng, melalui penglihatan, pendengaran, pembau, perasaan, serta peraba setiap kenyataan yang mengelilinginya.

1.3 Pengetahuan itu dinamakan pengetahuan indrawi batin ketika menampakkan dirinya kepada orang dengan ingatan dan khayan, baik mengenai apa yang tidak ada lagi atau yang belum pernah ada maupun yang terdapat di luar jangkauannya.

1.4 Pengetahuan disebut juga perseptif, muncul secara spontan, pengetahuan itu memungkinkan orang untuk menyesuaikan dirinya secara langsung dengan situasi yang disajikan. Pengetahuan dalam arti ini lebih menyatakan dirinya melalu gerakan tangan, tingkah laku, gerakan-gerakan, sikap-sikap, serta jerit teriakan, daripada dengan perkataan yang dipikiran atau dengan keterangan yang jelas.

1.5 Pengetahuan disebut refleksif, ketika pengetahuan itu membuat objektif kodrat dari suatu realitas apa pun juga. Pengungkapannya adalah, baik dalam bentuk ide, konsep, definisi, serta putus-putusan maupun dalam bentuk lambang, mitos, atau karya-karya seni.



 2. Intelligence (Pengertian)


 2.1 Istilah Inteligensi diambil dari kata intellectus dan kata kerja intellegere (bahasa Latin). Kataintellegere terdiri dari kata intus yang artinya dalam pikiran atau akal, dan kata legere yang berarti membaca atau menangkap. Kata intellegere dengan ini berarti membaca dalam pikiran atau akal segala hal dan menangkap artinya yang dalam.

2.2 Menjadi Intelegensi berarti menangkap apa yang fundamental pada jenis ini atau macam ada yang itu, berarti menangkap apa yang esensial dari suatu gejala. Melihat apa yang hakiki  dalam kegiatan ini atau itu (menambah, mengurangi, mengalihkan, atau membagi).

2.3 Inteligensi adalah kegiatan dari suatu organisme dalam menyesuaikan diri dengan situasi-situasi dengan menggunakan kombinasi fungsi-fungsi seperti persepsi, ingatan, konseptual, abstraksi, imajinasi, atensi, konsentrasi, seleksi relasi, rencana, ekstrapolasi, prediksi, kontrol (pengendalian), memilih, mengarahkan. Berbeda dengan naluri, kebiasaan, adat isitiadat, hafalan tanpa mempergunakan pikiran, tradisi.

2.4 Pada tingkat intelek (pemahaman) yang lebih tinggi, inteligensi juga dapat diartikan sebagai proses pemecahan masalah-masalah (soal-soal kebingungan) dengan penggunaan pemikiran abstrak.

2.5 Bentuk-bentuk kegiatan intelektif manusia berasal dari tahap-tahap yang paling rendah (sederhana) sampai ke tahap yang lebih tinggi (kompleks). Pengetahuan itu berjalan dari tahap yang tidak sadar sampai kepada tahap yang sadar yang menempatkannya secara sistematis dan reflektif. Pngetahuan pada tahap sadar ini memiliki sistematisasi dan refleksi. Pengetahuan intelektif yang paling rendah atau yang paling sederhana adalah penglihatan atau penanggapan (persepsi). Kegiatan intelektif pada tahap yang rendah atau sederhana ini umumnya digerakkan secara tidak sadar dan prareflektif. Persepsi ini, misalnya tampak pada refleksi spontan, prasadar, dan prapribadi.



3. Affection (Afektivitas)


3.1 Cipta (kognisi), karsa (konasi), rasa (afeksi), itulah trias-dinamika manusia, atau manusia sebagai trias-dinamika. Diakui bahwa manusia bukan saja memiliki kemampuan kognitif-intelektual, tetapi juga afektivitas. Jelasnya, disamping pengetahuan afektivitas juga membuat manusia berada secara aktif dalam dunianya serta berpartisipasi dengan orang lain dan dengan peristiwa-peristiwa dunianya.

3.2 Afektivitas tidak sama dengan pengetahua namum menjadi penggerak atau penyebab dan sekaligus akibat dari proses pengetahuan manusia dalam arti penerapannya dalam bentuk perbuatan atau tindakan.

3.3  Kaum positivis dan saintis umunya memanang bahwa hal-hal afektif tidak memiliki objektivitas untuk diletakkan sebagai tindakan kognitif intelektual. Alasan penolakannya adalah karena kendala indrawi yang tidak dapat memberikan penegasan epistemologis yang berkesesuaian terhadapnya. Walaupun demikian, hendaknya orang tidak terlalu cepat untuk mengambil kesimpulan hanya karena hal-hal afektivitas bersifat nonkognitif.



4. Freedom (Kebebasan)


4.1 Manusia akan mungkin merealisasikan dirinya secara penuh jika ia bebas.  Gagasan kebebasan semacam ini selalu aktual dalam hidup manusia selain karena kebebasan merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari diri manusia, juga karena kebebasan itu dalam kenyataannya merupakan suatu yang bersifat "fragile"; kebebasan bersifat sensitif dan rapuh. Manusia adalah makhluk yang bebas, namun sekaligus manusia adalah makhluk yang harus senantiasa memperjuangkan kebebasannya.



4.2 “Freedom is self-determination”. Berdasarkan pengertian itu dapat dikatakan bahwa kebebasan merupakan sesuatu sifat atau ciri khas perbuatan dan kelakuan yang hanya terdapat dalam manusia dan bukan pada binatang atau benda-benda. Kebebasan yang nampak secara sekilas dalam binatang-binatang pada dasarnya bukan kebebasan sejati. Mereka dapat menggerakkan tubuhnya ke mana saja, tetapi semuanya itu sebenarnya bukan berasal dari diri binatang itu sendiri. Gerakan binatang bukanlah hasil dorongan internal diri binatang. Kebebasan mereka adalah kebebasan sebagai produk dorongan-dorongan instingtualnya. Dengan istilah instingtual dimaksudkan tidak adanya peran akal budi dan kehendak. Dalam arti itu sebenarnya di dalam diri binatang-binatang tidak  ada kebebasan.








Refrensi :

Powerpoint Binus Maya "Human PhilosophicalnReflection 2 : Knowledge, Intelligence, and Freedom""

Greece and Rome Philosophy, Changing Concepts of the Body, and the Games

1. Yunani (Greece)

1.1 Pengaruh Yunani
Yunani mengembangkan banyak kepercayaan dunia Barat tentang tubuh dan pendidikan jasmani. Kemungkinan dengan Yahudi dan pengaruh Phoenician. Dua sistem metafisik di Yunani:



a) Naturalistik: kodrat manusia adalah baik spiritual dan jasmani (fisik), pendidikan jasmani dan intelektual ditekankan.
b) Anti-naturalistik: kodrat manusia diciptakan oleh pikiran dijunjung tinggi dari tubuh, Pendidikan jasmani tidak diperlukan.

1.2 Posisi filosofis: Tubuh
dualisme
Penjelasan eksistensi manusia berdasarkan kedua keyakinan metafisik dan teologis. Socrates dan Plato memiliki implikasi besar bagi pendidikan jasmani, memisahkan eksistensi manusia menjadi dua bagian yaitu pikiran dan tubuh. Kebanyakan dualis percaya sangat penting untuk mengembangkan kemampuan intelektual atas fisik. Tubuh adalah musuh pikiran, hanya dalam kematian pikiran yang benar-benar bebas dari tubuh berpotensi merusak untuk tampilan pendidikan jasmani.

1.3 klasik Humanisme
Manusia-kesejahteraan individu paling penting adalah tubuh. Dewa-dewa Yunani menganggap manusia sebagai ideal antropomorphis yang digambarkan memiliki tubuh luar biasa (Zeus, Apollo, Athena, dll) orang-orang Yunani ingin menyerupai dewa-dewa mereka dan berusaha untuk melatih dan mengembangkan tubuh.

1.4 Greek Ideals: Arete dan Agon
Ide yang beresonansi dengan setiap Yunani yang paling mirip dewa ketika berjuang dan bersaing untuk keunggulan, cita-cita Yunani adalah baik sarjana-atlet-prajurit.
a) Arete
Arete hanya ketika individu berjuang mereka yang berpikir bahwa mereka telah mencapai hal itu telah disahkan menjadi keangkuhan (kebanggaan berlebihan). Arete tidak terbatas pada atlet yang akan diberikan pada publik hamba, penyair, filsuf, dan tentara.
b) Agon
Homer direferensikan sebagai tempat pertemuan di mana atletik diadakan
Diperluas dari kompetisi atletik Termasuk dalam kompetisi musik, puisi, berbicara di depan umum dan acara lainnya. Berkembang menjadi agonis jangka (kompetitif) dan menjadi terkait dengan proses (penderitaan) mempersiapkan untuk kompetisi apapun.

1.5 Athena dan Sparta: A Tale of Two City-States
Yunani terdiri dari negara-kota tidak politik yang bersatu. Athena dan Sparta yang paling terkenal,  sangat kontras budayanya.
a) Athena: pusat kebudayaan dan pembelajaran.
b) Sparta: kekuatan militer dengan prajurit-warga.


2. Rome 

2.1 Etruria
Aturan Etruscan: sekitar 600 SM untuk 509 SM Tinggal di North Central Italia Para sarjana tidak setuju pada di mana mereka berasal Arkeologi menemukan makam pemakaman 1958: penemuan makam yang berisi lukisan rumit yang menggambarkan berbagai adegan olahraga Dikenal sebagai Makam Olimpiade. Menggambarkan perlombaan lari, melompat kontes, diskusi, kereta balap, melompati rintangan kayu, berenang, senam, pertempuran bersenjata. Menunjukkan bahwa pria dan wanita Etruscan berdua aktif dan bersaing satu sama lain.

2.2 Romawi Kuno
Republik Romawi (didirikan menyusul kemenangan atas Etruscan di 509 SM) dan Kekaisaran Romawi (didirikan pada 27 SM), Kekaisaran dibagi dalam abad keempat Masehi Western Empire, berpusat di Roma, berlangsung sampai AD 476. Empire Timur, berpusat di Konstantinopel (sekarang Istanbul), berlangsung sampai AD 1453.Kaisar Romawi nero Sangat dipengaruhi oleh budaya Yunani,  diyakini Yunani saja layak kejeniusannya yang menuntut sebuah Olimpiade khusus diadakan untuk menghormatinya.

2.3 Roma dan Yunani: Analisis Budaya
Roma dihargai kecerdasan dan budaya jauh lebih sedikit daripada Yunani berfokus pada praktis dibandingkan estetika. Roma tidak memberikan kontribusi banyak untuk kemajuan filosofis dan ilmiah dibandingkan dengan Yunani, Kebanyakan Romawi tidak berbagi keyakinan Yunani dalam "holistik" pembangunan manusia (arete).

2.4 Keyakinan Roman
Pelatihan militer mengambil diutamakan daripada prestasi intelektual. Agama relatif kurang dan tidak memiliki upacara, misteri, dan kagum.

2.5 Olahraga Roman: Perubahan Selama Waktu
Akhir Republik / Empire era: Kurang tertarik pada kebugaran fisik pribadi. Yunani atletis tidak dihargai militer oleh utilitarian Roma. Roma menjadi bangsa penonton hiburan massa, tontonan, dan pembantaian. Games dan olahraga tidak memfasilitasi pendidikan jasmani seperti yang mereka lakukan di Yunani.

2.6 Roman Sport dan Militer
Militer sangat penting, Pandangan yang terkena pelatihan fisik Pemuda dilatih untuk membuat patuh, tentara disiplin profesi bergengsi. Legiun yang ditakuti di seluruh dunia kuno, Filosofi Stoic didukung sistem militer.


sumber: Powerpoint Binus Maya tentang "Human PhilosophicalnReflections 1:  Greece and Rome Philosophy, Changing Concepts of Body, and The Games".

Pengalaman yang Terjadi Di Agama

Saya adalah seorang anak yang menganut agama Islam, di dalam Islam juga banyak cara beribadah untuk beribadah dan berdoa, salah satunya yaitu solat wajib 5 waktu, selain solat wajib juga ada yang namanya solat sunah dan solat tahajut. Solat Tahajjud adalah solat malam yang dilaksanakan setelah bangun tidur, afdalnya dibuat secara bersendirian waktu selepas tengah malam. Solat sunat ini amat dituntut dan sangat baik dilakukan sebagai ibadah tambahan. Rasulullah SAW dan para sahabat tidak meninggalkan solat ini sepanjang hayat mereka. 

Tujuan Solat Tahajut: 

  1. Sebagai petanda perhambaan kepada Allah SWT.
  2. Mendekatkan seorang hamba dengan Penciptanya
  3. Tanda kesyukuran manusia di atas nikmat kurniaan Allah SWT.
  4. Menguatkan jiwa dan ketaqwaan seseorang kepada Allah SWT.
  5. Mendapatkan ketenangan dalam menghadapi cabaran dan dugaan hidup.

pengalaman:
di saat saya masih smp kelas 3, saya akan dipertemukannya ujian akhir semester dan ujian akhir negara yang biasa orang menyebutnya UAN, saya sangat stress sekali karena saya takut tidak lulus. sewaktu saya curhat kepada Ibu saya, Ibu saya pun menyuruhku agar solat tahajut agar diberi kemudahan dalam mengerjakan soal dan diluluskan ujiannya, dan saya langsung mengikuti apa yang diperintahkan Ibu saya. waktu malam hari saya berniat akan mengerjakan solat tahajut dan saya bangun pada pukul jam 2 pagi, saya pun tidur dengan nyenyak, dan yang anehnya di saat saya tidur dengan pulesnya, saya pun tiba-tiba mataku terbangun dengan segarnya, saya kaget dan saya langsung melihat jam dinding kamar ternya pas pada pukul jam 2  pagi terbangun, saya sungguh tidak menyangka bahwa Allah telah membangunkanku dari tidurku yang nyenyak agar saya meminta dan berdoa kepadanya, dan saya langsung mengambil air wudhu dan mengerjakan solat tahajut segera. UAN pun telah terlewati dan Alhamdulillah saya lulus dengan nilai yang mencukupi dan saya diterima SMA NEGRI.

sekian pengalaman saya, terimakasih :-)